Tuesday, November 30, 2010
Secrets Behind The Burqa (Rahasia-Rahasia di Balik Burqa)
Published by Isaac Publishing 6729 Curran Street, McLean VA 22101
Copyright© 2008 Rosemary Sookhdeo
First US edition: May 2008
First Pubished in the United Kingdom by Isaac Publishing 2004
Reprinted 2005 and 2006
All rights reserved. No part of this publication may be reproduced,
stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means,
electronic, photocopy or recording without the prior written permission
of the publisher, except in brief quotation in written reviews.
All quotations from the Qur’an except otherwise stated are from “The
Meaning of the Glorious Qur’an translated by Mohammad Marmaduke
Picktall (Birmingham: UK Islamic Mission Dawah Centre 1997)
All Quotations from the Hadith The Alim (Silver Spring, Maryland US:
ISL Software Corp. 1986-99
ISBN 978-0-9787141-4-7
Printed in the United States of America
DAFTAR ISI
1. Wanita dan Masyarakat .....................................................................15
2. Apa Yang Dikatakan Oleh Islam Mengenai Wanita ......................... 24
3. Memahami Konsep Kehormatan dan Malu ...................................... 40
4. Pernikahan Islam di Barat ................................................................. 49
5. Wanita Muslim di Barat ..................................................................... 62
6. Kerudung ...........................................................................................74
7. Kontekstualisasi dan Islam ............................................................... 82
8. Kesimpulan ........................................................................................91
Epilog ..................................................................................................... 100
PENDAHULUAN
Bab 1 WANITA DAN MASYARAKAT
Pada abad ke-6 setelah Kristus, orang Arab adalah masyarakat yang terbagi menjadi suku-suku yang bervariasi dan dalam peperangan yang berlangsung terus-menerus antara satu sama lain. Tidak ada pemerintahan pusat dalam bentuk apa pun di Arabia, namun hukum-hukum tidak tertulis berlaku di antara suku-suku tersebut. Namun demikian, orang Yahudi dan Kristen telah memiliki kitab suci mereka sendiri sementara orang Arab adalah sebuah masyarakat yang tidak memiliki satu pun kitab suci, dan karena itu mereka sangat siap untuk kehadiran seorang pemimpin karismatis. Tak ada petunjuk yang paling kecil sekali pun tentang perasaan orang-orang Arab yang mendesak untuk mengekspresikan iman mereka melalui seorang medium Arab. 8 Muhammad ada untuk mempersatukan mereka dan menyediakan mereka sebuah tujuan dan sebuah identitas dan sebuah kitab suci. Hasilnya adalah kekuasaan dan kemenangan bagi masyarakat yang selama berabad-abad termarjinalkan dan yang telah terpecah secara dalam dan dihancurkan melalui perang-perang antar suku. Muhammad ada untuk mentransformasikan masyarakat Arab berkenaan dengan hubungan-hubungan pernikahan dan keluarga yang kemudian sangat jauh konsekuensinya bagi para wanita. Konsekuensi-konsekuensi ini tetap tidak berubah selama berabad-abad.
Pernikahan dalam masyarakat Arabia Pra-Islam
Praktek pernikahan pada masa sebelum Islam dikenal sebagai Jahilial. Ini adalah masa ketika para wanita bisa menikmati kebebasan seksual yang lebih besar dibandingkan yang diijinkan dikemudian hari di bawah Islam. Periode Jahiliyyah ini dikaitkan sebagai “Zaman Kebodohohan” atau “Zaman Kegelapan” oleh masyarakat Muslim.
Bab 2 APA YANG DIKATAKAN ISLAM MENGENAI WANITA
Dalam Qur’an sendiri nampaknya ada pernyataan-pernyataan yang berkontradiksi, tapi berdasarkan “doktrin pembatalan” ayat-ayat atau sura-sura yang muncul belakangan menggantikan ayat-ayat dan sura-sura yang telah ada terlebih dahulu, dan disini terlihat adanya inkonsistensi.
Bab 3 MEMAHAMI KONSEP KEHORMATAN DAN MALU
Pentingnya kehormatan keluarga
Ada 3 hal yang mendasar dalam masyarakat Muslim, yaitu kehormatan, malu, dan balas dendam. Kehormatan keluarga atau izzat dijaga dengan cara menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial masyarakat dan melalui absennya hal memalukan yang kelihatan. Islam berarti “tunduk” atau menyesuaikan diri. Obyek penting dari pilar/rukun Islam seperti sembahyang dan berpuasa adalah untuk memberlakukan kesesuaian pada para pengikutnya. Kesesuaian dinilai tinggi karena membawa kehormatan dan prestise sosial kepada keluarga. Individualisme seperti yang kita lihat di Barat mendapatkan kritik, karena orang Muslim percaya bahwa hal itu tidak menguntungkan keluarga dan akibat kurang menyesuaikan diri adalah dipermalukan komunitas. Ada sebuah pepatah Arab kuno yang mengatakan bahwa “inovasi adalah akar segala kejahatan”. Dalam Islam, individu tidaklah penting. Yang penting adalah keluarga dan komunitas.
Bab 4 PERNIKAHAN ISLAM DI BARAT
tinggi, maka sebuah pernikahan telah disiapkan untuknya, biasanya dengan seorang pria yang berasal dari negara asal orang-tuanya. Pria itu biasanya adalah seorang kerabat, seorang sepupu atau kerabat jauh keluarga itu. Pria itu bisa sangat tidak berpendidikan, dan ini dapat menciptakan ketegangan besar di dalam pernikahan itu, karena ia berasal dari latar-belakang budaya dan kelas masyarakat yang berbeda dari istrinya.
Saya berjumpa dengan seorang gadis yang berasal dari India yang dilahirkan di Inggris. Ia telah mendapat pelatihan untuk menata rambut dan ia menikah karena dijodohkan dengan seorang pekerja kasar dari India. Ia menceritakan pada saya betapa hal ini sangat tidak menyenangkan karena cara berpikir, cita-cita dan gaya hidup mereka berdua sangat berbeda. Mereka adalah dua orang berbeda dari dua dunia yang berbeda. Pertanyaan yang dihadapinya kini adalah apakah pernikahan ini akan langgeng?
Monday, November 29, 2010
Bab 5 KAUM WANITA MUSLIM DI BARAT
Semua wanita yang saya wawancarai mengenal pria Muslim yang sudah bercerai. Gadis-gadis yang mendapat pendidikan di Inggris sadar akan hak-hak mereka berkenaan dengan perceraian. Kini jumlah perceraian di kalangan orang muda Muslim sangat tinggi, dan 75% dari semua perceraian Muslim si wanitalah, baik tua maupun muda, yang menceraikan pria. Jika si wanita yang menggugat cerai hanya ada satu dari sepuluh kesempatan mereka akan rujuk kembali, sedangkan jka pria yang menggugat cerai maka sembilan dari sepuluh wanita akan rujuk kembali dengan suaminya.129
Tingginya proporsi perceraian yang dilakukan oleh wanita Muslim di Inggris sangat menggelisahkan, karena dalam masyarakat tradisional Muslim sulit bagi wanita untuk menggugat cerai. Di negara-negara Muslim yang menerapkan hukum Islam seorang wanita yang menceraikan suaminya harus menyerahkan anak-anaknya, yang akan tinggal dengan ayah mereka atau keluarganya. Di negara-negara dimana hal ini diberlakukan, keprihatinan akan anak-anaknya menyebabkan seorang wanita tetap tinggal dengan suaminya, walaupun suaminya sangat kejam, tidak setia atau tidak masuk akal.
Bab 6 KERUDUNG
lagi mengenakan kerudung, karena kerudung adalah simbol penindasan, maka itu dipandang sebagai sebuah kelanjutan dari sikap penjajah yang mempromosikan budaya Barat sebagai budaya yang lebih superior daripada budaya Muslim. Pelarangan mengenakan jilbab di kampus-kampus Turki mengakibatkan munculnya unjuk rasa mahasiswa dan aksi mogok makan. Untuk memahami obsesi akan jilbab kita harus memandangnya sebagai pesan terselubung yang merefleksikan pilihan-pilihan politik dan ideologi.149
Kata “jilbab” (hijab) berasal dari kata bahasa Arab hijaba yang berarti mencegah, menutupi atau menyembunyikan, yaitu mencegah agar tidak terlihat atau tidak nampak.150 Kata ini berarti sebuah penghalang atau tirai agar seorang wanita tidak terlihat. Ada berbagai mazhab mengenai bagaimana hal ini harus diberlakukan. Satu mazhab mengatakan bahwa jilbab hanya menutupi rambut dan leher, dengan menggunakan kerudung. Di beberapa negara Muslim ini adalah persyaratan minimum. Sudah tentu ada pula wanita-wanita yang tidak mengenakan jilbab. Mazhab lainnya mengatakan bahwa wanita harus sepenuhnya ditutup, mulai dari kepala, wajah, tangan dan kaki dan bagian-bagian tubuh lainnya. Ada berbagai sebutan untuk itu di berbagai negara, sebagai contoh hijab, burqa, chador (cadar) atau niqab. Ada berbagai jenis pakaian yang dikenakan wanita Muslim yang berkaitan dengan pengerudungan tersebut di atas.
Bab 7 KONTEKSTUALISASI DAN ISLAM
Apa artinya kebebasan? Mohammed Raza, seorang penulis Muslim mengenai Islam di Inggris, mengklaim bahwa “para wanita muda Muslim sama sekali tidak mempunyai kebebasan, mereka hanya mempunyai sedikit kebebasan dibandingkan kaum pria Muslim yang usianya hanya separoh usia mereka...kebebasan untuk menjadi manusia dan bukannya penyesalan menjadi seorang manusia, hidup dalam pembatasan-pembatasan seakan-akan seluruh masa remajanya adalah usia yang terlarang sehingga ia membutuhkan pertolongan untuk mengatasi masalah itu”.169
Kurangnya kebebasan bagi para gadis Muslim
Banyak gadis Muslim yang mengatakan bahwa mereka harus selalu menaati orang-tua mereka dan berusaha keras untuk tidak mengecewakan orang-tua. Namun demikian kehidupan dalam keluarga seringkali sangat ketat bagi mereka dibandingkan dengan apa yang dialami oleh teman-teman Barat mereka. Bahkan setelah usia 18 tahun, jika mereka ingin pergi ke bioskop atau pergi berbelanja mereka harus meinta ijin dari orang-tua mereka. Jawabannya adalah tidak dan mereka diharapkan untuk menaati orang-tua mereka secara mutlak. Setelah masa pubertas para gadis Muslim dijaga dengan ketat. Menurut Mohammed Raza, penjagaan wanita semacam ini dalam sebuah budaya yang memberikan kebebasan kepada wanita merefleksikan sebuah ketidakpercayaan yang berasal dari negara asal mereka. Ia menggambarkannya hampir sama dengan fobia pada abad pertengahan di Inggris ketika para ksatria perang salib mengenakan “sabuk kesucian” pada kaum wanita mereka untuk menjaga keperawanan mereka.170
Sunday, November 28, 2010
Bab 8 KESIMPULAN
Generasi tua tidak dapat memahami generasi muda yang kelihatannya membuang semua tradisi masa lalu dan menjadi kebarat-baratan. Kontekstualisasi ini disampaikan oleh generasi muda sebagai sebuah pendefinisian ulang terhadap Islam. Dengan pendefinisian ulang terhadap budaya, mereka menginginkan pendefinisian ulang terhadap agama. Mereka memandang Islam sebagai sesuatu yang berakar pada generasi orang-orang suci yang lebih tua yang nampaknya tidak dapat memahami dan mengakomodasi mereka.
Saturday, November 27, 2010
EPILOG
Ketika saya menyerahkan disertasi yang telah lengkap kepada pihak universitas pada tahun 1998, tak ada indikasi mengenai apa yang akan terjadi kemudian. Saya menerima telepon dari kampus yang mengatakan bahwa mereka tidak percaya bahwa saya sendirilah yang telah menulis disertasi itu, dan mereka menginginkan saya supaya merubah posisi saya mengenai Islam. Bagi saya ini adalah hal yang tak bisa dipercaya dimana mereka sebelumnya berpikir bahwa orang lain yang menulis disertasi ini, dan bahwa mereka meminta saya untuk merubah posisi saya mengenai Islam. Pihak universitas sendiri membanggakan diri mereka sebagai tempat untuk melakukan riset yang netral. Ada banyak surat menyurat antara saya dengan pihak universitas tetapi tidak ada kata sepakat. Akhirnya saya menyurati Vice-Chancellor dari Universitas Oxford dan menyampaikan keluhan saya. Mereka kemudian bersidang dimana saya harus menjelaskan kasus saya. Saya harus menghadirkan para saksi dari staf kami karena saya melihat bagaimana pihak universitas meyakini bahwa disertasi ini ditulis oleh departemen riset di lembaga kami – The Institute for The Study of Islam and Christianity. Kemudian saya harus berdebat mengenai netralitas dari riset ini.
Ketika pihak yang mengadili datang, mereka menguatkan integritas saya sepenuhnya tetapi masih tetap meminta supaya saya merubah posisi saya mengenai Islam. Setelah melakukan sebuah kunjungan ke universitas, mereka menulis pada saya dengan mengatakan bahwa seseorang diharapkan untuk bisa lulus kembali dalam penulisan ulang kapan saja, dan dengan demikian bisa dipastikan bahwa mereka tidak bisa menjamin bahwa mereka akan meluluskan saya. Saya ambil disertasi itu dan pergi. Mereka menganugerahi saya sebuah post-graduate Diploma dalam bidang Teologi. Diperlukan waktu empat tahun sebelum saya bisa melihat kembali disertasi saya ini, kemudian saya mengambilnya dari loteng dan merubahnya menjadi sebuah buku. Pada saat yang sama saya mengupdatenya menjadi seperti yang ada di tahun 2004.
Wednesday, November 24, 2010
Jumlah Korban Pencabulan Kiai di Malang Bertambah
Ketika Lara melapor apa yang dialaminya, seorang perempuan bernama Nia (25)-bukan nama sebenarnya-, mengalami hal yang sama. Dia juga menjadi korban pencabulan yang dilakukan MK. "Katanya saya ini korban ke-27," ujar Lara di sela-sela melapor kasus yang dialaminya ke Polres Malang, Senin (22/11/2010).
Banyaknya jumlah korban ini, didengar Lara dari mulut pelaku yang menyampaikan secara langsung kepadanya. "MK sendiri yang bilang, saya adalah korban ke-27," bebernya.
Friday, November 19, 2010
Kikim dan Sumiati Dibunuh Demi Keadilan Syariah Islam !!!
Kasus penganiayaan terhadap TKI terjadi berturut-turut belakangan ini. Setelah Sumiati yang digunting mulutnya, kemarin terungkap Kikim Komalasari yang disiksa, diperkosa, hingga akhirnya tewas dan dibuang di tong sampah di Kota Abha, Arab Saudi. Sedangkan Niken Dewi Roro Mendut, yang nasibnya kini tidak diketahui. Terakhir saat mengontak adiknya, Anik Andriani Yusuf, pada 14 November, TKW asal Jember itu mengaku disiksa majikannya yang bermukim di Kota Hail, Saudi Arabia.
Thursday, November 18, 2010
KIKIM KOMALASARI TKW TEWAS yang di Buang ke TONG SAMPAH
Baca juga:
Cak.Imin.Kami.Telusuri.TKI.Bernama.Kikim-4
Rombongan.DPR.Telantarkan.TKW.di.Dubai
Anggota.DPR.Sungguh.Tak.Punya.Hati
Saya.dari.Moskow..Tugas.Negara
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Rieke Diah Pitaloka berang atas penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya TKW asal Cianjur, Jawa Barat, Kikim Komalasari, di Arab Saudi.
Rieke atau yang lebih dikenal sebagai 'Oneng' dalam serial komedi Bajaj Bajuri, menuturkan bahwa Kikim meninggal tiga hari yang lalu. Mayatnya ditemukan di dalam tong sampah. "Katanya sudah diotopsi tiga hari yang lalu," ujar Rieke di Jakarta, Jumat (19/11/2010).
Sadis! Mulut Sumiati TKW Indonesia di Arab Saudi Digunting Majikan
Baca juga : TKW Asal Sulsel Bebas dari Hukuman Mati di Malaysia
Makkah - Seorang tenaga kerja wanita (TKW) bernama Sumiati Binti Salan Mustapa dirawat di RS King Fahad. TKW ini mengalami penyiksaan oleh majikannya. Bahkan mulutnya digunting.
Dubes Indonesia untuk Arab Gatot Abdullah Mansyur mengaku masih meneliti kasus tersebut. Pihaknya siap memberikan perlindungan hukum.
"Kami siap memberikan perlindungan dan pembelaan hukum di pengadilan," ujar Gatot, Minggu (14/11/2010). Kondisi TKW malang tersebut sangat memprihatinkan. Selain bibirnya digunting. Di seluruh wajahnya tampak bekas luka.
Tampak luka di kening, kedua alis, hidung, pipi dan dagu wanita malang tersebut. Kondisinya pun sangat lemah. Sumiati Binti Salan Mustapa disiksa dan mulutnya digunting. Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas dan mengirimkan nota protes diplomatik kepada pemerintah Arab Saudi.
Thursday, November 11, 2010
DUSTA TIFATUL SEMBIRING
Saat upacara penyambutan Presiden Barack Obama di Istana Merdeka, Selasa lalu, Tifatul berada di barisan menteri yang disalami satu persatu oleh sang tamu negara. Usai bersalaman dengan Obama, di mana Tifatul sempat menahan tangannya dan menyampaikan pesan singkat, tiba giliran Michelle. "Saya majukan dua tangan, seperti cara orang Sunda bersalaman," ujarnya.
Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini dikenal pantang bersalaman dengan lawan jenis. Namun, kamera televisi merekamnya berjabat erat dengan Michelle. Sejurus kemudian anggota Dewan Pers Uni Lubis melayangkan pertanyaan lewat Twitter, "Kok Tifatul bersalaman dengan Bu Michelle, tapi dengan kita-kita perempuan tidak mau bersalaman."
Wednesday, November 3, 2010
Saudi Arabia: Para Imam Islam Mendukung Larangan Mempekerjakan Kasir Perempuan
Saudia Arabia Islamic Clerics endorse ban on female cashiers
RIYADH, Saudi Arabia – Dewan Senior para rohaniwan Islam yang merupakan pimpinan utama di Pemerintahan Saudi Arabia – telah menyokong sebuah fatwa yang menyerukan larangan bagi penjaja keliling wanita karena hal itu dianggap melanggar aturan yang keras dari Kerajaan Saudi mengenai pemisahan berdasarkan jenis kelamin.
Komite yang sangat berpengaruh ini setelah sidang yang mereka lakukan pada hari Minggu lalu, mengatakan bahwa pencampuran berdasarkan jenis kelamin dilarang dan kaum wanita seharusnya tidak mencari pekerjaan dimana mereka harus berhadapan dengan para pria.
Keputusan ini dilakukan setelah seorang pengkotbah konservatif, pada bulan Agustus lalu menyampaikan teguran dan menyerukan agar masyarakat Saudi melakukan boikot terhadap supermarket-supermarket yang mempekerjakan para kasir wanita.
Raja Abdullah telah mencoba untuk melunakkan ideologi ultra konservatif sebagai bagian dari usahanya untuk memodernisasi kerajaan itu. Tetapi tampaknya usahanya ini menghadapi perlawanan dari para sarjana agama yang berpengaruh, yang memainkan peran kunci dalam legitimasi monarki.