Oleh: Dallas M. Roark Ph.DBerikut adalah pernyataan dari wawancara dengan Dr. Ahmad Al-Mu’bi, seorang pegawai pemerintah Saudi Arabia yang mengurus Pernikahan, ditayangkan oleh LBC TV pada tanggal 19 Juni 2008. Cuplikan pernyataannya dibawah ini diambil dari sumber: [MemriTV]
Dr. Ahmad Al-Mu’bi:
Pernikahan sesungguhnya terdiri dari dua hal: Pertama kita membicarakan tentang kontrak pernikahan
itu sendiri. Ini satu hal, sementara persetubuhan – seks dengan istri utk pertama kali - adalah
hal lain lagi. Tidak ada umur minimal utk menikah, Anda boleh membuat kontrak nikah bahkan dengan
bocah wanita satu tahun pun, apalagi dengan wanita 9, 7 atau delapan tahun. Ini cuma kontrak
perijinan belaka. Pelindung sang wanita dalam hal ini haruslah sang ayah, karena pendapat ayah
adalah kewajiban. Dg demikian, si wanita jadi seorang istri… tapi apakah wanita itu siap utk seks
tidak? Apa sih umur tepat utk melakukan seks pertama kali? Ini berbeda-beda sesuai lingkungan dan
tradisi. Di Yaman, wanita2 menikah diumur 9, 10, 11, delapan atau 13 tahun, sementara dinegara
lain, mereka menikah diumur 16 tahun. Dinegara2 lain telah ada undang-undang melarang seks sebelum
gadis itu berumur 18 tahun.”
Nabi Muhammad adalah model yang harus kita ikuti. Dia mengambil Aisha sebagai istrinya ketika
Aisha berumur enam tahun, tapi melakukan seks dengannya hanya ketika Aisha berumur sembilan
(9) tahun.
Pengantin kanak-kanak di negara-negara Islam.
Pernikahan dini dari sudut pandang tradisi budaya
Sering sebuah tradisi budaya salah dan malah keji. Budaya Aztek, misalnya, membolehkan korban manusia. Dijaman Aztek dulu, diperkirakan 20.000 orang dijadikan korban setiap tahun. Hati mereka dicabut dan tubuh mereka dibuang kebawah piramid, persis seperti dalam adegan film Mel Gibson, APOCALYPTO. Tubuh-tubuh itu lalu dimakan oleh orang-orang Aztek. Dari sudut pandang BUDAYA (Aztek), ini dianggap sebagai hal yg BISA DITERIMA. TAPI dari sudut pandang RASIO, ini dianggap sebagai KEJAHATAN KEJI.
Ada juga budaya yang mengorbankan bayi baru lahir kepada Tuhan mereka, Moloch. Sang pendeta Moloch memukuli tambur utk membuat tangis si bayi lebih keras lagi dan sang bayi itu dibakar sebagai korban bagi TUHAN MEREKA. Secara budaya ini bisa diterima, tapi secara rasio ini KEJAHATAN KEJI.
Rasionalisasi macam apa lagi yang harus berlangsung terus dibenak orang-orang yang membenarkan KEJAHATAN-KEJAHATAN KEJI macam ini.
Rasionalisasi macam apa yang dilakukan Muhammad ketika dia menikahi bocah enam tahun, lalu menunda seks sampai dia berumur sembilan tahun ? Dalam budaya muslim, Muhammad dianggap sebagai Suri Tauladan (Insanul Kamil). Di budaya non muslim orang semacam ini dianggap sebagai PEDOFIL. Jika kita memakai akal kita harusnya menerima penilaian rasional bahwa budaya tersebut itu salah. Muslim selalu akan menjawab dengan intimidasi, penghinaan atau ancaman, tapi mereka mati kutu kalau dihadapkan pada alasan melakukan seks dengan bocah umur sembilan tahun.
Apapun yang dipikir Muhammad sebagai benar, secara medis MESTILAH SALAH bagi bocah perempuan 9 tahun melakukan seks (apalagi dengan kakek 53 tahun). Dan secara medispun kemungkinannya kecil utk hamil. Nasihat dari Dr. Ahmad Al-Mu’bi sangatlah jelek bagi anak2 perempuan. Saya bertanya seorang dokter OB-GYN (Obstetric-Gynecology) mengenai masalah seks bocah perempuan. Ini menurutnya:
“Mengenai kehamilan dibawah 15 tahun, saya akan membagi masalah ini menjadi kategori dan risiko tambahan, ingat ini adalah risiko-risiko TAMBAHAN, diluar risiko-risiko NORMAL yang berlaku pada semua kehamilan. Semua risiko ini bertambah kecuali risiko Down Syndrome (dan penyakit2 genetis yang berhubungan lainnya).
Kategori:
1. Risiko Psikologis:
Anak kecil yang melahirkan anak kecil adalah sesuatu yang sudah lama dielakkan dunia kedokteran. Situasi ini sangat berbahaya bagi sang ibu karena mencabut masa kanak-kanaknya. Sebelum dia bisa belajar mengenai hidup dan bereaksi secara tepat terhadap hidup itu sendiri, dengan kata lain, menjadi dewasa secara psikologis, ibu muda (sekali) ini ditempatkan dalam situasi orang dewasa. Rasa marah dan penolakan yang lama (bisa selama hidupnya) sangatlah umum muncul. Rasa pasrah seperti apa yang muncul disini bisa dijelaskan, bukan pasrah sebagai Rasa Nerimo, tapi lebih pada dipaksa dan ditekan oleh situasi... bukannya nerimo tapi terpaksa nerimo. Keahlian sebagai Orang Tua pun belum muncul untuk memomong bayi apalagi untuk mencintai dan menyayangi, ibu muda ini malah cenderung untuk membenci dan tidak mencintai bayinya, membiarkan bayi serta ibunya sekaligus dalam kekacauan perkembangan emosi yang parah.
2. Risiko Seksual bagi anak-anak:
Menstruasi sekarang muncul kira-kira diumur 12 tahun. Kemampuan fisiologi untuk menjadi hamil sebelumnya tidak muncul. Risiko kontak seksual sebelum mens, misal saja diumur 9 sampai 11 tahun, muncul sebagai sebuah hasil dari rendahnya tingkat hormon estrogen. Risiko yang normal muncul adalah Trauma Vaginal, seperti robeknya tisu2 lain, akan sangat umum muncul hingga bagian vulva dan vaginal akan dipaksa melebar tanpa bisa kembali normal seperti pada wanita dewasa. Infeksi akan pasti muncul karena lemahnya jaringan tisu yang belum diperkuat oleh hormon estrogen ini. Kanker Cervic (leher rahim) akan lebih menyebar luas dan semakin muda sibocah perempuan, maka semakin luas pula penyebarannya.
3. Risiko Kehamilan
Anak-anak, secara definisi, belum dewasa secara fisik. Karena itu sang ibu muda ini, meski dirawat baik sejak lahir, tetap bisa kena risiko melahirkan bayi prematur dengan berat badan bayi yang dibawah rata-rata. Ini bisa sangat berbahaya bagi bayi tsb karena meningkatnya risiko kerusakan otak dan mental. Bayi yang lahir dengan berat kurang dari normal punya risiko mati DUA PULUH KALI lebih banyak pada tahun pertamanya dibanding bayi normal. Karena pertumbuhan tulangnya belum lagi lengkap, risiko kerusakan cephalopelvic (tulang panggul) sang ibu muda sangat tinggi, karena bayi yang keluar jauh lebih besar dari kemampuan tulang panggulnya. Ini berakibat pada sulit dan lamanya kelahiran dan berakibat juga pada rusaknya sang bayi jika dipaksakan. Kemungkinan, karena nutrisi yang kurang, ibu-ibu muda kebanyakan keguguran dan bisa terkena penyakit Preeclampsia dan ‘kecelakaan-kecelakaan’ lainnya.
Preeclampsia dan bentuk akhirnya, eclampsia, adalah sebuah penyakit yang khusus bagi kehamilan. Preeclampsia dicirikan dengan bertambahnya tekanan darah dan hilangnya protein dalam urine (proteinuria). Preeclampsia yang memburuk akan berkembang menjadi eclampsia, yang menambah serangan-serangan penyakit lain dengan symptom yang lebih kompleks. Saya sendiri melihat pasien mati karena eclampsia. Penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara pasti.
Sebenarnya masalah seks pada usia dini ini lebih panjang dari yang saya terangkan diatas, tapi mungkin ini cukup utk sementara.”
[[Kesimpulan: Meski budaya menyetujui, membiarkan seorang bocah perempuan kawin dini tetap sebuah perbuatan yang sangat keji.
Aisha tidak pernah hamil dan mungkin tertolong oleh karenanya. TAPI masalahnya adalah Muhammad telah MEMBERI CONTOH BURUK dan karenanya banyak Muslim menikahkan anak-anak perempuan mereka diusia sangat muda dan mengakibatkan penderitaan atas anak-anak muda tsb karena trauma seks dan kehamilan diusia sangat muda. Ini hanya satu contoh bagaimana wanita dieksploitasi dalam budaya Islam. Tapi jangan salahkan sang imam Saudi diatas, karena ia hanya mengumumkan apa yang dicontohkan kelakuan nabinya.]]
Dari: http://www.answering-islam.org/Authors/Roark/marriage_one_year_old.htm dan [FFIndonesia]
Video : http://blogs.news.com.au/heraldsun/andrewbolt/index.php/heraldsun/comments/theres_a_reason_we_said_no_to_polygamy/
Artikel lain sejenis: