DetikNews - Nasib memperihatinkan kembali menimpa Tenaga Kerja Indonesia. Nia Kurnia (31), warga Sitapen, Cilili, Bandung, Jawa Barat, diperkosa oleh anak majikannya di Arab Saudi.
Akibat perbuatan bejat majikannya tersebut, Nia melahirkan bayi. Bayi kembar beda jenis kelamin yang dinamai Fadil dan Fadillah itu lahir pada Rabu (9/2/2011), pekan lalu.
Selain diperkosa oleh majikan, Nia juga tidak digaji selama 11 bulan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Kasusnya lantas dilaporkan ke LBH Jakarta.
"Dia dijambak, dipukul, ditendang, dilempar gelas. Dia juga diperkosa," kata adik Nia, Tatik saat melaporkan kasus kakaknya ke LBH Jakarta, Jl Ampera Raya, Selasa (15/2/2011).
Menurut dokumen yang ditunjukkan ke wartawan, Nia berangkat ke Riyadh, Arab Saudi menggunakan jasa PT Rahmat Jasa Safira, Jakarta Timur. Dalam dokumen tersebut, status Nia tamatan SMP meski aslinya hanya SD.
"Dia tidak tahu syaratnya seperti itu. Yang penting berangkat. Sekarang kami minta pemerintah memperhatikan nasib kami. Bagaimana anak-anaknya, biayanya dan bagaimana gaji yang belum dibayar," imbuh Tatik.
Selain Nia, dalam pekan ini LBH Jakarta juga menerima laporan 2 TKI yang disiksa majikan yakni Mariam (43) dan Narwati. Keduanya dilaporkan menerima perlakuan kasar dan tidak digaji.
"Ini bukti kekerasan terus berlangsung. Minggu ini saja ada 3 kasus. Kami melihat ada peraturan yang perlu dibenahi. Tidak hanya di negara tujuan tetapi didalam negeri," sesal pengurus LBH Jakarta, Ki Agus Ahmad pada kesempatan serupa. (Ari/irw)
Akibat perbuatan bejat majikannya tersebut, Nia melahirkan bayi. Bayi kembar beda jenis kelamin yang dinamai Fadil dan Fadillah itu lahir pada Rabu (9/2/2011), pekan lalu.
Selain diperkosa oleh majikan, Nia juga tidak digaji selama 11 bulan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Kasusnya lantas dilaporkan ke LBH Jakarta.
"Dia dijambak, dipukul, ditendang, dilempar gelas. Dia juga diperkosa," kata adik Nia, Tatik saat melaporkan kasus kakaknya ke LBH Jakarta, Jl Ampera Raya, Selasa (15/2/2011).
Menurut dokumen yang ditunjukkan ke wartawan, Nia berangkat ke Riyadh, Arab Saudi menggunakan jasa PT Rahmat Jasa Safira, Jakarta Timur. Dalam dokumen tersebut, status Nia tamatan SMP meski aslinya hanya SD.
"Dia tidak tahu syaratnya seperti itu. Yang penting berangkat. Sekarang kami minta pemerintah memperhatikan nasib kami. Bagaimana anak-anaknya, biayanya dan bagaimana gaji yang belum dibayar," imbuh Tatik.
Selain Nia, dalam pekan ini LBH Jakarta juga menerima laporan 2 TKI yang disiksa majikan yakni Mariam (43) dan Narwati. Keduanya dilaporkan menerima perlakuan kasar dan tidak digaji.
"Ini bukti kekerasan terus berlangsung. Minggu ini saja ada 3 kasus. Kami melihat ada peraturan yang perlu dibenahi. Tidak hanya di negara tujuan tetapi didalam negeri," sesal pengurus LBH Jakarta, Ki Agus Ahmad pada kesempatan serupa. (Ari/irw)
No comments:
Post a Comment