Friday, July 14, 2006

Bakar saja Burkamu

Tentang Taslima Nasrin lihat : Para Mantan Muslimah yang berani tantang Islam

Ibuku memakai purdah. Dia memakai burka dengan jaring yang menutupi wajahnya. Hal ini mengingatkan saya pada tempat daging di rumah nenek. Yang ada pembukanya terbuat dari kain, bidang lainnya dari logam. Tapi tujuannya tetap sama: membuat daging itu aman. Ibuku dipaksa pakai burka oleh keluarganya yang konservatif. Mereka bilang pakai burka artinya mematuhi Allah. Dan jika patuh pada Allah, Allah akan senang padamu dan tidak akan membakarmu di neraka. Ibu sangat takut pada Allah dan juga pada ayahnya sendiri. Dia akan mengancam ibu dengan akibat yang mengerikan jika tidak memakai burka.

Wanita juga punya dorongan seksual. Tapi kenapa Allah tidak memerintahkan para pria untuk memakai purdah? Jelaslah, Dia memperlakukan pria secara istimewa.

Ibuku juga takut pada kaum pria dilingkungannya, yang bisa saja mempermalukannya. Bahkan suaminya sendiri merupakan sumber rasa takutnya, karena dia bisa melakukan apapun pada ibu jika tidak patuh.

Waktu kecil, aku suka menggodanya: Ma, pengap ngga dicadarin gitu? Gelap ga didalam? Ngga sesak nafas, Ma? Ngga marah digituin? Apa pernah pingin membuang burka? Ibuku diam saja. Dia tidak bisa melakukan apa-apa. Tapi aku bisa. Waktu umur 16 tahun, aku diberi burka oleh kerabatku, tapi AKU BUANG BURKA ITU.

Kebiasaan purdah ini bukan hal baru. Ini sudah ada sejak 300 SM. Para wanita aristokrat keluarga Assyria memakai purdah. Wanita awam dan pelacur tidak boleh pakai purdah. Dipertengahan abad, bahkan wanita anglo saxon suka menutupi rambut dan dagu mereka serta menyembunyikan wajah mereka dibalik kain atau benda lain. Sistem purdah ini jelas bukan hal religius. Purdah religius dipakai oleh biarawati katolik dan mormon, meski yang belakangan hanya memakainya selama upacara dan ritual keagamaan saja. Tapi bagi wanita muslim, purdah religius demikian tidak dibatasi hanya pada ritual tertentu saja tapi merupakan kewajiban untuk dipakai dalam kegiatan sehari-hari mereka. Beberapa bulan lalu, pada puncaknya kontroversi purdah ini, Shabana Azmi mengatakan bahwa Quran tidak bilang apapun tentang pemakaian Burqa. Dia salah.

Ini yang dinyatakan Quran:

[24.31] Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan kecantikannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (purdah) hingga dadanya, dan janganlah menampakkan kecantikannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui tubuh yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

[33.59] Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.

Bahkan hadispun banyak membicarakan ini. Wanita harus menutupi seluruh tubuhnya jika keluar rumah, mereka tidak boleh pergi dengan lelaki diluar keluarga mereka, mereka tidak boleh ke mesjid untuk baca namaaz, mereka tidak boleh pergi ke upacara penguburan.

Ada banyak pandangan tentang kenapa dan bagaimana purdahnya islam dimulai. Ada yang mengatakan bahwa nabi Muhammad menjadi sangat miskin setelah semua kekayaan istri pertamanya, Khadijah, habis. Saat itu di Arab, orang miskin harus ke gurun pasir atau padang rumput jika ingin buang air besar ataupun ingin menyalurkan hasrat seks. Istri2 nabi juga harus melakukan hal sama. Dia bilang pada istri2nya bahwa “kuijinkan [kalian] keluar dan buang hajat”. (Bukhari vol.1 buku 4, no.149). Dan inilah yang dilakukan istri2nya. Satu hari, murid nabi Muhammad, Uman, mengeluh padanya bahwa para wanita ini merasa tidak nyaman karena mereka sering dikenali ketika buang hajat. Umar menganjurkan penutup tapi Nabi Muhammad mengabaikannya. Lalu nabi bertanya pada Allah dan Dia mengeluarkan ayat (33:59)
(Bukhari buku 26 no.5397)

Inilah sejarahnya purdah menurut hadis. Tapi pertanyaannya adalah: karena PRIA arab buang hajat ditempat terbuka juga, kenapa Allah tidak memerintahkan purdah bagi pria? Jelaslah, Allah tidak memperlakukan pria dan wanita dengan sama; kalau iya, pasti IA akan memerintahkan purdah bagi keduanya! Tapi khan lelaki lebih tinggi statusnya dari wanita. Jadi wanita harus dijadikan penjara berjalan dan lelaki bebas seperti burung.

Ada juga yang mengatakan bahwa purdah diperkenalkan untuk memisahkan para wanita dari para pelayan. Ini bersumber dari kisah2 hadis juga. Satu kisah dari Bukhari: Setelah memenangkan perang Khaibar, Nabi Muhammad mengambil alih (baca: rampas) seluruh harta milik musuh, termasuk para wanitanya. Salah satu wanita ini adalah Safia. Satu murid Nabi mengaku tahu status wanita satu ini. Dia menjawab: “Jika besok kau lihat Safia memakai penutup, purdah, maka dia akan menjadi seorang istri. Jika tidak, artinya aku putuskan untuk menjadikan dia budakku.”

Pandangan ketiga berasal dari kisah ini. Istri Nabi Muhammad, Aisha, sangat cantik. Teman2nya sering menatapnya dengan kagum. Hal ini membuat sang nabi senewen. Jadi Allah mengeluarkan ayat yang berkata, “[33.53] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya) , tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir.”

Jadi, purdah diwujudkan untuk mencegah mata2 jalang teman2nya, murid2nya ataupun tamu2 prianya. Pertamanya hanya diterapkan pada istri2 orang suci saja, belakangan diperluas kesemua wanita muslim. Purdah artinya menutupi seluruh tubuh kecuali mata, tangan dan kaki. Sekarang ini, ada wanita yang mempraktekan purdah dengan hanya menutupi rambut saja. Itu bukan yang tertulis dalam hadis atapun Quran. Sejujurnya, menutupi rambut saja bukanlah purdah islam.

Dalam perioda awal islam, nabi Muhammad memulai praktek menutupi kaki wanita. 100 tahun setelah kematiannya, purdah menyebar keseluruh timur tengah. Para wanita ditutupi dengan lapisan kain tambahan. Mereka dilarang keluar rumah atau berada dihadapan pria tak dikenal. Hidup mereka diperketat : tinggal dirumah, masak, membersihkan rumah dan pakaian, beranak pinak dan membesarkan anak. Dengan cara ini, satu bagian dari manusia dipisahkan dengan purdah, dikarantina dan ditutupi.

Kenapa wanita ditutupi ? Karena mereka adalah objek seks. Karena jika pria melihat mereka, pria akan terangsang. Kenapa harus wanita yang dihukum karena masalah seksual pria ? Bukannya wanita juga punya dorongan seks ? Dan kenapa pria tidak ditutupi juga ? Tidak ada satupun agama yang diformulasikan oleh pria yang menganggap wanita sebagai mahluk independen/terpisah , atau sebagai manusia yang punya hasrat dan pendapat tersendiri yang terpisah dari pria. Aturan purdah mempermalukan bukan hanya wanita tapi juga pria. Jika wanita berjalan tanpa purdah, seakan pria tidak tahan untuk tidak terangsang ketika melihat meraka, ingin meraba mereka, memukul mereka atau memperkosa mereka. Apa para pria begitu gila, kehilangan akal mereka jika melihat wanita tanpa burka?

Pertanyaan saya pada Shabana dan para pendukungnya adalah, siapa yang berpendapat bahwa Quran tidak mengatakan tentang purdah?

TAPI jika PUN Quran menyarankan wanita untuk pakai purdah, haruskah wanita melakukannya? Jawaban saya adalah, TIDAK. Apapun yang dikatakan buku sial itu, siapapun yang menyarankan, perintah mahluk apapun, wanita seharusnya tidak memakai purdah, entah dlm bentuk cadar, chador, hijab, burka & bentuk penutup kepala apapun. Wanita tidak perlu memakai semua ini karena ini semua hanyalah alat penghinaan belaka. Ini adalah lambang penindasan wanita. Lewat alat2 ini, wanita dikatakan bahwa mereka hanya benda milik pria, objek untuk mereka pakai. Tudung ini dipakai untuk membuat wanita tetap pasif dan tunduk. Wanita disuruh pakai itu agar mereka tidak bisa eksis dengan kehormatan mereka, harga diri, keyakinan dan identitas tersendiri, pendapat sendiri dan ide2 sendiri. Jadi agar mereka tidak bisa hidup mandiri dan hidup dengan kepala tegak dan tubuh juga tegak tidak membungkuk2 kepada pria.

1500 tahun lalu, hanya karena alasan pribadi dan ego seseorang diputuskan bahwa wanita harus pakai purdah dan sejak itu pula milyaran wanita muslim diseluruh dunia dibuat sengsara. Banyak kebiasaan kuno telah mati secara alami, tapi purdah tidak. Malahan, belakangan, ada kegilaan untuk membangkitkan lebih hebat lagi. Menutupi kepala wanita berarti menutupi otaknya dan memaksakan otak itu tidak bekerja. Jika otak wanita bekerja dengan benar, sudah sejak lama mereka akan membuang kerudung dan burka yang dipaksakan pada mereka oleh rejim agama dan patriarchal.

Apa yang harus dilakukan wanita? Mereka harus protes melawan diskriminasi. Mereka harus menyerukan perang melawan kekeliruan dan perlakuan jelek yang diterapkan selama ratusan tahun. Mereka harus lepas dari pria demi kebebasan mereka dan hak2 mereka. Mereka harus membuang pakaian diskriminasi dan membakar burka2 mereka.

http://taslimanasrin.com/tn_bio.html
____________ _____
Para Muslim tidaklah bodoh. Mereka bisa melihat bahwa Islam adalah salah. Mereka tahu ayat2 Quran bertentangan satu sama lain. Mereka tahu Islam bertentangan dengan kecerdasan manusia dan tidak masuk akal, tapi mereka begitu terjebak di dalamnya sehingga mereka tidak bisa meninggalkannya. Mereka memaksa diri mereka untuk percaya, karena tanpa itu, mereka bagaikan tersesat.
- Ali Sina

Kampanye lepas jilbab buat perempuan arab
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=23309


Manea, a professor of Yemeni descent and who works in Switzerland, said she believes the headscarf was never part of Islam and chose International Women’s Day for the campaign as she views the headscarf as a symbol of women’s oppression and to warn women deceived by Islamists into putting “this rag on their heads.”
____________ _____
Saya bersumpah akan kembali ke Islam jika ada Muslim di situs ini yang merelakan puteri mereka yang berumur 9 thn untuk berbagi ranjang dgn saya (SESUAI DGN CONTOH MUHAMMAD, si insan al kamil itu tuh … !)Wink

No comments:

Post a Comment