Friday, December 17, 2010

Pulang, TKW Surabaya Dihajar di Oman

Ilustrasi: Maskendi binti Kulin, tenaga kerja Indonesia yang juga mengalami penyiksaan oleh majikannya di Arab Saudi.

SURABAYA, KOMPAS.com - Tenaga kerja wanita (TKW) yang dikabarkan kerap dihajar di Oman, Hartini (37), akhirnya pulang pada Rabu (1/12/2010) dini hari.

Pokoknya ibu jangan kembali ke luar negeri. Kalau bisa mencari kerja di sini saja, tidak usah jauh-jauh.
-- Putri, anak Hartini

Sebelumnya, ibu tiga anak asal Jalan Kalimas Hilir IB Gang Ponten, Nyamplungan, Surabaya tersebut mendarat di Bandara Juanda sekitar pukul 23.00 WIB menumpang pesawat Lion Air JT-580.

"Syukurlah istri saya sudah pulang dan semuanya lancar. Terima kasih kepada semua pihak yang membantu kepulangan istri saya," ujar suami Hartini, Busar (38), ketika ditemui di rumahnya.



Kedatangan Hartini disambut para tetangganya yang sudah lama menunggu. Menumpang mobil carteran Kijang Innova hitam bernomor polisi W 1590 PE, wanita berusia 37 tahun itu enggan berkomentar.

"Istri saya masih pusing karena baru perjalanan jauh dan melelahkan. Mungkin dia tidak mau komentar dulu karena capek. Maaf, ya," tutur Busar kepada wartawan.

Hartini datang mengenakan pakaian terusan panjang warna kuning dan berkerudung dengan warna yang sama. Saat turun dari mobil, wajahnya selalu ditutupi oleh tas cokelat yang dibawanya.

Langkahnya sempat terhenti ketika pintu rumahnya yang hanya berukuran 3x1,5 meter tertutup dari dalam. Sekitar satu menit, Hartini hanya menyandarkan kepalanya di pintu hingga Putri, anak keduanya, keluar dan membukakan pintu. Hartini pun langsung masuk tanpa sepatah kata pun.

Putri mengaku senang melihat ibunya kembali ke rumah. Ia dan adiknya, Muhammad Arif, mengaku sudah rindu dan sangat ingin bertemu ibunya.

"Pokoknya ibu jangan kembali ke luar negeri. Kalau bisa mencari kerja di sini saja, tidak usah jauh-jauh," ucap bocah yang terpaksa putus sekolah karena tidak memiliki biaya tersebut.

Sebelumnya, Hartini, TKW asal Surabaya dikabarkan kerap disiksa majikan tanpa ada alasan jelas. Menurut Busar, suaminya, sejak tiga bulan lalu, Hartini sering telepon tentang perlakuan semena-mena majikan kepadanya.

Di samping itu, Hartini juga kerap mendapat perlakuan kasar yang akhirnya membuatnya tidak tahan berlama-lama dan ingin pulang.

No comments:

Post a Comment