Tuesday, November 30, 2010

Secrets Behind The Burqa (Rahasia-Rahasia di Balik Burqa)

Secrets Behind The Burqa

Published by Isaac Publishing 6729 Curran Street, McLean VA 22101
Copyright© 2008 Rosemary Sookhdeo

First US edition: May 2008
First Pubished in the United Kingdom by Isaac Publishing 2004
Reprinted 2005 and 2006

All rights reserved. No part of this publication may be reproduced,
stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means,
electronic, photocopy or recording without the prior written permission
of the publisher, except in brief quotation in written reviews.

All quotations from the Qur’an except otherwise stated are from “The
Meaning of the Glorious Qur’an translated by Mohammad Marmaduke
Picktall (Birmingham: UK Islamic Mission Dawah Centre 1997)
All Quotations from the Hadith The Alim (Silver Spring, Maryland US:
ISL Software Corp. 1986-99

ISBN 978-0-9787141-4-7
Printed in the United States of America

DAFTAR ISI

Pendahuluan ........................................................................................... 4
1. Wanita dan Masyarakat .....................................................................15
2. Apa Yang Dikatakan Oleh Islam Mengenai Wanita ......................... 24
3. Memahami Konsep Kehormatan dan Malu ...................................... 40
4. Pernikahan Islam di Barat ................................................................. 49
5. Wanita Muslim di Barat ..................................................................... 62
6. Kerudung ...........................................................................................74
7. Kontekstualisasi dan Islam ............................................................... 82
8. Kesimpulan ........................................................................................91
Epilog ..................................................................................................... 100

PENDAHULUAN

Pada tahun 1970, setelah tamat dari sekolah teologi, saya dan suami saya memulai sebuah pelayanan diantara komunitas Muslim di Inggris. Selama lima tahun kami bepergian ke banyak tempat di Inggris, mempresentasikan pada gereja-gereja dari berbagai denominasi kebutuhan-kebutuhan dan tantangan untuk menjangkau orang-orang Muslim. Kami mengadakan seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan tentang bagaimana memahami Islam dan Muslim yang ada di tengah-tengah kami. Di beberapa daerah kami menghabiskan waktu selama beberapa bulan, dan bekerjasama dengan beberapa organisasi-organisasi lain yang terlibat dalam pelayanan yang sama. Di akhir tahun kelima, kami merasa sangat kecewa dan tawar hati karena kurangnya ketertarikan dari gereja-gereja Inggris dan sikap antagonis dan rasisme yang kami alami. Kami menemukan bahwa orang-orang merasa takut atas apa yang sebenarnya tidak mereka ketahui dengan baik. Kami hanya menemukan individu-individu dalam jumlah sangat terbatas yang merasa tertarik dengan apa yang kami presentasikan. Keluar dari perasaan kecewa dan merasa bahwa apa yang kami kerjakan adalah sia-sia, maka kami pun memutuskan untuk tinggal di sebuah pusat kota dan mulai merintis apa yang menjadi beban kami.

Bab 1 WANITA DAN MASYARAKAT

Posisi Wanita pada masa Arabia Pra-Islam
Pada abad ke-6 setelah Kristus, orang Arab adalah masyarakat yang terbagi menjadi suku-suku yang bervariasi dan dalam peperangan yang berlangsung terus-menerus antara satu sama lain. Tidak ada pemerintahan pusat dalam bentuk apa pun di Arabia, namun hukum-hukum tidak tertulis berlaku di antara suku-suku tersebut. Namun demikian, orang Yahudi dan Kristen telah memiliki kitab suci mereka sendiri sementara orang Arab adalah sebuah masyarakat yang tidak memiliki satu pun kitab suci, dan karena itu mereka sangat siap untuk kehadiran seorang pemimpin karismatis. Tak ada petunjuk yang paling kecil sekali pun tentang perasaan orang-orang Arab yang mendesak untuk mengekspresikan iman mereka melalui seorang medium Arab. 8 Muhammad ada untuk mempersatukan mereka dan menyediakan mereka sebuah tujuan dan sebuah identitas dan sebuah kitab suci. Hasilnya adalah kekuasaan dan kemenangan bagi masyarakat yang selama berabad-abad termarjinalkan dan yang telah terpecah secara dalam dan dihancurkan melalui perang-perang antar suku. Muhammad ada untuk mentransformasikan masyarakat Arab berkenaan dengan hubungan-hubungan pernikahan dan keluarga yang kemudian sangat jauh konsekuensinya bagi para wanita. Konsekuensi-konsekuensi ini tetap tidak berubah selama berabad-abad.

Pernikahan dalam masyarakat Arabia Pra-Islam
Praktek pernikahan pada masa sebelum Islam dikenal sebagai Jahilial. Ini adalah masa ketika para wanita bisa menikmati kebebasan seksual yang lebih besar dibandingkan yang diijinkan dikemudian hari di bawah Islam. Periode Jahiliyyah ini dikaitkan sebagai “Zaman Kebodohohan” atau “Zaman Kegelapan” oleh masyarakat Muslim.

Bab 2 APA YANG DIKATAKAN ISLAM MENGENAI WANITA

Bagi orang Muslim, Qur’an adalah perkataan Tuhan yang kekal, wahyu terakhir-Nya yang diberikan kepada nabi orang Muslim, yaitu Muhammad. Qur’an adalah kitab suci orang Muslim dan mereka mempercayainya sebagai sumber otoritas yang final. Qur’an dipandang sebagai sumber dari agama yang benar dan juga sumber pengetahuan. Orang Muslim percaya bahwa Qur’an yang ditulis dalam bahasa Arab adalah replika yang persis sama dengan loh batu yang disimpan di surga yang telah ada bersama Tuhan sejak mulanya. Oleh karena itu mereka mengatakan bahwa Qur’an “tidak diciptakan” dan kekal. Mereka percaya bahwa Qur’an diwahyukan kepada Muhammad dalam kurun waktu 23 tahun oleh malaikat Jibril kata per kata dengan sempurna dari loh yang ada di surga.

Dalam Qur’an sendiri nampaknya ada pernyataan-pernyataan yang berkontradiksi, tapi berdasarkan “doktrin pembatalan” ayat-ayat atau sura-sura yang muncul belakangan menggantikan ayat-ayat dan sura-sura yang telah ada terlebih dahulu, dan disini terlihat adanya inkonsistensi.

Bab 3 MEMAHAMI KONSEP KEHORMATAN DAN MALU

Di Barat, masyarakat telah sangat diwarnai oleh etika Yudeo-Kristen yang memberikan tuntunan yang jelas mengenai apa yang yang benar dan apa yang salah. Persektif “Benar versus salah” ini banyak mempengaruhi cara berpikir kita. Kami mengajar anak-anak kami untuk bersikap dengan cara yang benar dan jika mereka tidak melakukannya kami mengajarkan pada mereka rasa bersalah sebagai renspon yang tepat untuk itu. Namun demikian dunia Muslim tidak beroperasi dengan paradigma ini dan perspektif benar versus salah tidak mempunyai kuasa dan pengaruh yang sama. Masyarakat mendikte apa yang dapat diterima dan apa yang tidak dapat diterima, benar dan salah jarang menjadi faktor yang diperhatikan.86

Pentingnya kehormatan keluarga
Ada 3 hal yang mendasar dalam masyarakat Muslim, yaitu kehormatan, malu, dan balas dendam. Kehormatan keluarga atau izzat dijaga dengan cara menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial masyarakat dan melalui absennya hal memalukan yang kelihatan. Islam berarti “tunduk” atau menyesuaikan diri. Obyek penting dari pilar/rukun Islam seperti sembahyang dan berpuasa adalah untuk memberlakukan kesesuaian pada para pengikutnya. Kesesuaian dinilai tinggi karena membawa kehormatan dan prestise sosial kepada keluarga. Individualisme seperti yang kita lihat di Barat mendapatkan kritik, karena orang Muslim percaya bahwa hal itu tidak menguntungkan keluarga dan akibat kurang menyesuaikan diri adalah dipermalukan komunitas. Ada sebuah pepatah Arab kuno yang mengatakan bahwa “inovasi adalah akar segala kejahatan”. Dalam Islam, individu tidaklah penting. Yang penting adalah keluarga dan komunitas.

Bab 4 PERNIKAHAN ISLAM DI BARAT

Pernikahan yang diatur melalui perjodohan adalah norma yang berlaku dalam komunitas Muslim walau mereka tinggal di negara-negara Barat. Ketika sebuah pernikahan direncanakan, maka itu adalah sebuah kontrak antara 2 keluarga dan bukanlah antara 2 individu. Biasanya diatur oleh anggota-anggota keluarga yang kemudian akan menggunakan tekanan keluarga untuk menjamin kelanggengan pernikahan itu. Segera setelah seorang anak perempuan menyelesaikan pendidikannya, seringkali pada usia 16 tahun atau setelah menempuh pendidikan
tinggi, maka sebuah pernikahan telah disiapkan untuknya, biasanya dengan seorang pria yang berasal dari negara asal orang-tuanya. Pria itu biasanya adalah seorang kerabat, seorang sepupu atau kerabat jauh keluarga itu. Pria itu bisa sangat tidak berpendidikan, dan ini dapat menciptakan ketegangan besar di dalam pernikahan itu, karena ia berasal dari latar-belakang budaya dan kelas masyarakat yang berbeda dari istrinya.

Saya berjumpa dengan seorang gadis yang berasal dari India yang dilahirkan di Inggris. Ia telah mendapat pelatihan untuk menata rambut dan ia menikah karena dijodohkan dengan seorang pekerja kasar dari India. Ia menceritakan pada saya betapa hal ini sangat tidak menyenangkan karena cara berpikir, cita-cita dan gaya hidup mereka berdua sangat berbeda. Mereka adalah dua orang berbeda dari dua dunia yang berbeda. Pertanyaan yang dihadapinya kini adalah apakah pernikahan ini akan langgeng?

Monday, November 29, 2010

Bab 5 KAUM WANITA MUSLIM DI BARAT

Perceraian dan wanita Muslim
Semua wanita yang saya wawancarai mengenal pria Muslim yang sudah bercerai. Gadis-gadis yang mendapat pendidikan di Inggris sadar akan hak-hak mereka berkenaan dengan perceraian. Kini jumlah perceraian di kalangan orang muda Muslim sangat tinggi, dan 75% dari semua perceraian Muslim si wanitalah, baik tua maupun muda, yang menceraikan pria. Jika si wanita yang menggugat cerai hanya ada satu dari sepuluh kesempatan mereka akan rujuk kembali, sedangkan jka pria yang menggugat cerai maka sembilan dari sepuluh wanita akan rujuk kembali dengan suaminya.129

Tingginya proporsi perceraian yang dilakukan oleh wanita Muslim di Inggris sangat menggelisahkan, karena dalam masyarakat tradisional Muslim sulit bagi wanita untuk menggugat cerai. Di negara-negara Muslim yang menerapkan hukum Islam seorang wanita yang menceraikan suaminya harus menyerahkan anak-anaknya, yang akan tinggal dengan ayah mereka atau keluarganya. Di negara-negara dimana hal ini diberlakukan, keprihatinan akan anak-anaknya menyebabkan seorang wanita tetap tinggal dengan suaminya, walaupun suaminya sangat kejam, tidak setia atau tidak masuk akal.

Bab 6 KERUDUNG

Di Turki (1926) dan di Iran (1936) kelompok elit yang memerintah memperkenalkan kewajiban berkerudung untuk mengawali munculnya sebuah era kemajuan. Kerudung menjadi simbol retardasi, langkah mundur, dan penundukan. Hal ini mendatangkan penghinaan terhadap kelompok masyarakat yang memandang kerudung sebagai pakaian formal. Jika orang-orang Barat – atau kaum elit yang kebarat-baratan – mengatakan pada para wanita Muslim agar tidak
lagi mengenakan kerudung, karena kerudung adalah simbol penindasan, maka itu dipandang sebagai sebuah kelanjutan dari sikap penjajah yang mempromosikan budaya Barat sebagai budaya yang lebih superior daripada budaya Muslim. Pelarangan mengenakan jilbab di kampus-kampus Turki mengakibatkan munculnya unjuk rasa mahasiswa dan aksi mogok makan. Untuk memahami obsesi akan jilbab kita harus memandangnya sebagai pesan terselubung yang merefleksikan pilihan-pilihan politik dan ideologi.149

Kata “jilbab” (hijab) berasal dari kata bahasa Arab hijaba yang berarti mencegah, menutupi atau menyembunyikan, yaitu mencegah agar tidak terlihat atau tidak nampak.150 Kata ini berarti sebuah penghalang atau tirai agar seorang wanita tidak terlihat. Ada berbagai mazhab mengenai bagaimana hal ini harus diberlakukan. Satu mazhab mengatakan bahwa jilbab hanya menutupi rambut dan leher, dengan menggunakan kerudung. Di beberapa negara Muslim ini adalah persyaratan minimum. Sudah tentu ada pula wanita-wanita yang tidak mengenakan jilbab. Mazhab lainnya mengatakan bahwa wanita harus sepenuhnya ditutup, mulai dari kepala, wajah, tangan dan kaki dan bagian-bagian tubuh lainnya. Ada berbagai sebutan untuk itu di berbagai negara, sebagai contoh hijab, burqa, chador (cadar) atau niqab. Ada berbagai jenis pakaian yang dikenakan wanita Muslim yang berkaitan dengan pengerudungan tersebut di atas.

Bab 7 KONTEKSTUALISASI DAN ISLAM

Kebebasan
Apa artinya kebebasan? Mohammed Raza, seorang penulis Muslim mengenai Islam di Inggris, mengklaim bahwa “para wanita muda Muslim sama sekali tidak mempunyai kebebasan, mereka hanya mempunyai sedikit kebebasan dibandingkan kaum pria Muslim yang usianya hanya separoh usia mereka...kebebasan untuk menjadi manusia dan bukannya penyesalan menjadi seorang manusia, hidup dalam pembatasan-pembatasan seakan-akan seluruh masa remajanya adalah usia yang terlarang sehingga ia membutuhkan pertolongan untuk mengatasi masalah itu”.169

Kurangnya kebebasan bagi para gadis Muslim
Banyak gadis Muslim yang mengatakan bahwa mereka harus selalu menaati orang-tua mereka dan berusaha keras untuk tidak mengecewakan orang-tua. Namun demikian kehidupan dalam keluarga seringkali sangat ketat bagi mereka dibandingkan dengan apa yang dialami oleh teman-teman Barat mereka. Bahkan setelah usia 18 tahun, jika mereka ingin pergi ke bioskop atau pergi berbelanja mereka harus meinta ijin dari orang-tua mereka. Jawabannya adalah tidak dan mereka diharapkan untuk menaati orang-tua mereka secara mutlak. Setelah masa pubertas para gadis Muslim dijaga dengan ketat. Menurut Mohammed Raza, penjagaan wanita semacam ini dalam sebuah budaya yang memberikan kebebasan kepada wanita merefleksikan sebuah ketidakpercayaan yang berasal dari negara asal mereka. Ia menggambarkannya hampir sama dengan fobia pada abad pertengahan di Inggris ketika para ksatria perang salib mengenakan “sabuk kesucian” pada kaum wanita mereka untuk menjaga keperawanan mereka.170

Sunday, November 28, 2010

Bab 8 KESIMPULAN

Hidup di Inggris membawa perubahan kontekstual di dalam komunitas Muslim dan sebagai akibatnya ada perubahan-perubahan dalam posisi wanita dan gadis-gadis Muslim. Hal ini sangat terlihat pada gadis-gadis generasi kedua yang dilahirkan di Inggris. Namun demikian kebebasan yang baru ini, yang merupakan kebebasan yang sangat terbatas, membawa stres dan ketegangan yang sangat besar antargenerasi. Ada jurang antar generasi dan juga kini ada pemisahan budaya. Sebagai contoh, para orang-tua berpikir bahwa adalah hak mereka untuk menentukan teman hidup anak-anak mereka sedangkan anak-anak berpikir merekalah yang berhak untuk menetukan siapa yang akan mereka nikahi. Gagasan-gagasan tradisional Muslim langsung berkonflik dengan aspirasi dan keinginan generasi muda. Kini ada konflik budaya antar generasi.

Generasi tua tidak dapat memahami generasi muda yang kelihatannya membuang semua tradisi masa lalu dan menjadi kebarat-baratan. Kontekstualisasi ini disampaikan oleh generasi muda sebagai sebuah pendefinisian ulang terhadap Islam. Dengan pendefinisian ulang terhadap budaya, mereka menginginkan pendefinisian ulang terhadap agama. Mereka memandang Islam sebagai sesuatu yang berakar pada generasi orang-orang suci yang lebih tua yang nampaknya tidak dapat memahami dan mengakomodasi mereka.

Saturday, November 27, 2010

EPILOG

Buku ini bersumber dari sebuah disertasi Master yang ditulis untuk Oxford College. Disertasi ini diselesaikan pada tahun 1998, saat ketika sangat sedikit yang diketahui tentang Islam di Inggris dan bagaimana ia memperlihatkan dirinya di Barat. Hanya ada informasi yang sangat tidak memadai yang datang dari komunitas Muslim dan tak ada isu-isu yang mengemuka. Tetapi setelah peristiwa 11 September, segalanya menjadi berubah. Komunitas Muslim sekarang berada di bawah pengamatan dan penelitian yang cermat dan isu-isu yang terkait dengan mereka mulai menjadi berita utama.

Ketika saya menyerahkan disertasi yang telah lengkap kepada pihak universitas pada tahun 1998, tak ada indikasi mengenai apa yang akan terjadi kemudian. Saya menerima telepon dari kampus yang mengatakan bahwa mereka tidak percaya bahwa saya sendirilah yang telah menulis disertasi itu, dan mereka menginginkan saya supaya merubah posisi saya mengenai Islam. Bagi saya ini adalah hal yang tak bisa dipercaya dimana mereka sebelumnya berpikir bahwa orang lain yang menulis disertasi ini, dan bahwa mereka meminta saya untuk merubah posisi saya mengenai Islam. Pihak universitas sendiri membanggakan diri mereka sebagai tempat untuk melakukan riset yang netral. Ada banyak surat menyurat antara saya dengan pihak universitas tetapi tidak ada kata sepakat. Akhirnya saya menyurati Vice-Chancellor dari Universitas Oxford dan menyampaikan keluhan saya. Mereka kemudian bersidang dimana saya harus menjelaskan kasus saya. Saya harus menghadirkan para saksi dari staf kami karena saya melihat bagaimana pihak universitas meyakini bahwa disertasi ini ditulis oleh departemen riset di lembaga kami – The Institute for The Study of Islam and Christianity. Kemudian saya harus berdebat mengenai netralitas dari riset ini.

Ketika pihak yang mengadili datang, mereka menguatkan integritas saya sepenuhnya tetapi masih tetap meminta supaya saya merubah posisi saya mengenai Islam. Setelah melakukan sebuah kunjungan ke universitas, mereka menulis pada saya dengan mengatakan bahwa seseorang diharapkan untuk bisa lulus kembali dalam penulisan ulang kapan saja, dan dengan demikian bisa dipastikan bahwa mereka tidak bisa menjamin bahwa mereka akan meluluskan saya. Saya ambil disertasi itu dan pergi. Mereka menganugerahi saya sebuah post-graduate Diploma dalam bidang Teologi. Diperlukan waktu empat tahun sebelum saya bisa melihat kembali disertasi saya ini, kemudian saya mengambilnya dari loteng dan merubahnya menjadi sebuah buku. Pada saat yang sama saya mengupdatenya menjadi seperti yang ada di tahun 2004.

Wednesday, November 24, 2010

Jumlah Korban Pencabulan Kiai di Malang Bertambah

Malang - Ternyata tak hanya Lara (29)-bukan nama sebenarnya-, yang diduga menjadi korban pencabulan MK (50). MK seorang kiai yang juga pengasuh ponpes di Desa Donowarih, Karangploso, Kabupaten Malang, yang dikenal masyarakat bisa mengobati penyakit. Diduga ada puluhan perempuan yang bernasib sama seperti Lara.

Ketika Lara melapor apa yang dialaminya, seorang perempuan bernama Nia (25)-bukan nama sebenarnya-, mengalami hal yang sama. Dia juga menjadi korban pencabulan yang dilakukan MK. "Katanya saya ini korban ke-27," ujar Lara di sela-sela melapor kasus yang dialaminya ke Polres Malang, Senin (22/11/2010).

Banyaknya jumlah korban ini, didengar Lara dari mulut pelaku yang menyampaikan secara langsung kepadanya. "MK sendiri yang bilang, saya adalah korban ke-27," bebernya.

Friday, November 19, 2010

Kikim dan Sumiati Dibunuh Demi Keadilan Syariah Islam !!!

Catatan: Dari 950rb TKI/TKW yang ada di Arab Saudi dan 2 juta yang di Malaysia, ada 25 rb TKW yang bermasalah pada tahun 2010 ini, dan 13 rb lebih kasus (50% lebih) terjadi di Arab Saudi yang mengaku Negara SYARIAH yang menjalankan SYARIAH secara ISLAMI. Oh inilah potret SYARIAH sebenarnya, sungguh ISLAM ajaran SESAT dan TAK Berperikemanusiaan sehingga menciptakan orang-orang yang Berperikebinatangan...... TKW buta, TKW di Siksa, Diperkosa, Dipukuli sampai Mati, Tidak diberi Gaji, Dianiaya habis2an.....Ya Nasibmu di negeri SYARIAH..... Belum lagi yang Di Malaysia yang ngaku juga Negeri ISLAMI/SYARIAH...... (NN)

Kasus penganiayaan terhadap TKI terjadi berturut-turut belakangan ini. Setelah Sumiati yang digunting mulutnya, kemarin terungkap Kikim Komalasari yang disiksa, diperkosa, hingga akhirnya tewas dan dibuang di tong sampah di Kota Abha, Arab Saudi. Sedangkan Niken Dewi Roro Mendut, yang nasibnya kini tidak diketahui. Terakhir saat mengontak adiknya, Anik Andriani Yusuf, pada 14 November, TKW asal Jember itu mengaku disiksa majikannya yang bermukim di Kota Hail, Saudi Arabia.


Thursday, November 18, 2010

KIKIM KOMALASARI TKW TEWAS yang di Buang ke TONG SAMPAH

SUNGGUH BIADAB NEGERI SYARIAH membentuk MANUSIAnya menjadi SADIS, TERORIS, dan BERPERIKEBINATANGAN...... setelah Mulut Sumiati di Gunting, kini KIKIM dibunuh dan dibuang ke TONG SAMPAH, wuih sungguh tak ada nilainya seorang manusia/wanita dalam ajaran ISLAM, mereka diperlakukan lebih buruk dari BINATANG....... dalam tahun 2010 saja, sudah ada 5563 Kasus menyangkut Penderitaan dan Penganiayaan, dll dari TKI dan TKW Indonesia yang ada di NEGARA-NEGARA Penganut SYARIAH ISLAM

Baca juga:
Cak.Imin.Kami.Telusuri.TKI.Bernama.Kikim-4
Rombongan.DPR.Telantarkan.TKW.di.Dubai
Anggota.DPR.Sungguh.Tak.Punya.Hati
Saya.dari.Moskow..Tugas.Negara

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Rieke Diah Pitaloka berang atas penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya TKW asal Cianjur, Jawa Barat, Kikim Komalasari, di Arab Saudi.

Rieke atau yang lebih dikenal sebagai 'Oneng' dalam serial komedi Bajaj Bajuri, menuturkan bahwa Kikim meninggal tiga hari yang lalu. Mayatnya ditemukan di dalam tong sampah. "Katanya sudah diotopsi tiga hari yang lalu," ujar Rieke di Jakarta, Jumat (19/11/2010).

Sadis! Mulut Sumiati TKW Indonesia di Arab Saudi Digunting Majikan

Memang Negara yang menganut Syariah dan Umat Islam yang berpegang pada syariah pasti akan menjadi Bejat. Bertobatlah!!!

Baca juga : TKW Asal Sulsel Bebas dari Hukuman Mati di Malaysia

Makkah - Seorang tenaga kerja wanita (TKW) bernama Sumiati Binti Salan Mustapa dirawat di RS King Fahad. TKW ini mengalami penyiksaan oleh majikannya. Bahkan mulutnya digunting.

Dubes Indonesia untuk Arab Gatot Abdullah Mansyur mengaku masih meneliti kasus tersebut. Pihaknya siap memberikan perlindungan hukum.

"Kami siap memberikan perlindungan dan pembelaan hukum di pengadilan," ujar Gatot, Minggu (14/11/2010). Kondisi TKW malang tersebut sangat memprihatinkan. Selain bibirnya digunting. Di seluruh wajahnya tampak bekas luka.

Tampak luka di kening, kedua alis, hidung, pipi dan dagu wanita malang tersebut. Kondisinya pun sangat lemah. Sumiati Binti Salan Mustapa disiksa dan mulutnya digunting. Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas dan mengirimkan nota protes diplomatik kepada pemerintah Arab Saudi.

Thursday, November 11, 2010

DUSTA TIFATUL SEMBIRING

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring membeberkan "insiden salaman lawan jenis" dengan Michelle Obama, Kamis (11/11) pagi. Lewat akun Twitter @tifsembiring, dia mengaku tidak berniat bersentuhan langsung dengan Ibu Negara Amerika Serikat tersebut.

Saat upacara penyambutan Presiden Barack Obama di Istana Merdeka, Selasa lalu, Tifatul berada di barisan menteri yang disalami satu persatu oleh sang tamu negara. Usai bersalaman dengan Obama, di mana Tifatul sempat menahan tangannya dan menyampaikan pesan singkat, tiba giliran Michelle. "Saya majukan dua tangan, seperti cara orang Sunda bersalaman," ujarnya.

Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini dikenal pantang bersalaman dengan lawan jenis. Namun, kamera televisi merekamnya berjabat erat dengan Michelle. Sejurus kemudian anggota Dewan Pers Uni Lubis melayangkan pertanyaan lewat Twitter, "Kok Tifatul bersalaman dengan Bu Michelle, tapi dengan kita-kita perempuan tidak mau bersalaman."


Wednesday, November 3, 2010

Saudi Arabia: Para Imam Islam Mendukung Larangan Mempekerjakan Kasir Perempuan

Saya sangat terpesona ketika para Muslimah di Negara Barat berbicara bagaimana Islam memberdayakan kaum wanita.


Saudia Arabia Islamic Clerics endorse ban on female cashiers


RIYADH, Saudi Arabia – Dewan Senior para rohaniwan Islam yang merupakan pimpinan utama di Pemerintahan Saudi Arabia – telah menyokong sebuah fatwa yang menyerukan larangan bagi penjaja keliling wanita karena hal itu dianggap melanggar aturan yang keras dari Kerajaan Saudi mengenai pemisahan berdasarkan jenis kelamin.


Komite yang sangat berpengaruh ini setelah sidang yang mereka lakukan pada hari Minggu lalu, mengatakan bahwa pencampuran berdasarkan jenis kelamin dilarang dan kaum wanita seharusnya tidak mencari pekerjaan dimana mereka harus berhadapan dengan para pria.


Keputusan ini dilakukan setelah seorang pengkotbah konservatif, pada bulan Agustus lalu menyampaikan teguran dan menyerukan agar masyarakat Saudi melakukan boikot terhadap supermarket-supermarket yang mempekerjakan para kasir wanita.


Raja Abdullah telah mencoba untuk melunakkan ideologi ultra konservatif sebagai bagian dari usahanya untuk memodernisasi kerajaan itu. Tetapi tampaknya usahanya ini menghadapi perlawanan dari para sarjana agama yang berpengaruh, yang memainkan peran kunci dalam legitimasi monarki.